4 59Gi1O6YpudjEqk

Beberapa penyebab terjadinya dinding retak :

Struktur bangunan (kolom, balok, pelat, pondasi ) tidak kuat

Struktur bangunan yang tidak dalam mendukung beban rumah menyebabkan pasangan dinding bata ikut menanggung beban yang terjadi, pasangan batu bata yang seharusnya hanya berfungsi sebagai penyekat ruangan harus membantu struktur bangunan yang ada dalam mempertahankan kestabilan rumah, hal inilah yang menyebabkan dinding bata menjadi retak karena bekerja diluar kemampuanya dan akibat yang paling fatal adalah keruntuhan bangunan.

Penggunaan campuran pasangan batu bata yang tidak benar

Misalnya penggunaan semen dibawah standar kebutuhan, penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan, penggunaan pasir yang banyak mengandung lumpur atau dengan kadar zat organik tinggi. Perbandingan campuran material pasangan batu bata yang tidak benar dapat menyebabkan pasangan bata menjadi keropos, retak bahkan terjadi keruntuhan bangunan.

Adanya beban tambahan pada bangunan

beban tambahan disini berarti beban yang diberikan pada sebuah struktur rumah melebihi batas perencanaan awal, misalnya rumah yang tadinya direncanakan 1 lantai kemudian ditingkat menjadi 2 lantai tanpa adanya perkuatan struktur,adanya bencana alam seperti gempa, tanah longsor, angin besar, banjir dan sejenisnya. beban-beban tambahan yang tidak dapat didukung oleh struktur tersebut dapat menyebebkan rusaknya pasangan batu bata.

Proses pengeringan plesteran atau acian yang terlalu cepat

proses pengeringan yang terlalu cepat dapat menimbulkan retak-retak pada dinding bata, upaya pencegahanya dengan melakukan penyiraman pada dinding yang diplester atau diaci setelah selesai pekerjaan berlangsung.

Bagaimana cara mengatasi dinding retak ?

  1. Selidiki terlebih dahulu penyebab keretakan dinding bata.
  2. jika penyebabnya adalah tidak kuatnya struktur, maka cara mengatasinya adalah dengan memberi perkuatan terlebih dahulu pada struktur rumah tersebut kemudian baru memperbaiki.
  3. jika penyebabnya adalah penggunaan material yang tidak benar, maka solusi terbaik adalah mengganti dinding tersebut dengan pasangan yang baru dengan kualitas material yang baik, karena perbaikan pada suatu titik dapat berhasil namun pada titik lainya kemungkinan juga timbul masalah baru.
  4. Jika penyebabnya adalah retak biasa, maka cara memperbaikinya adalah dengan terlebih dahulu membobok dinding yang retak, kemudian menambalnya dengan campuran meterial yang baik, plesteran, acian, kemudian di finish sesuai sisi dinding sekitarnya.

 

Penyebab retak rambut pada dinding rumah Anda bisa bermacam-macam, yaitu antara lain:

  • Pada saat proses pengerjaan plesteran, komposisi (campuran) adukan semen, pasir, dan air tidak dalam takaran perbandingan yang pas atau pengadukannya kurang sempurna, akibatnya pada saat plesteran mengering terjadi penyusutan yang menimbulkan keretakan.
  • Proses pengerjaan acian sudah dilakukan pada saat plesteran belum mengering sempurna. Pada saat plesteran mengering dimana terjadi dehidrasi (penguapan air), uap air tidak dapat keluar dan terjebak di bawah acian sehingga menimbulkan tekanan pada acian, akibatnya acian akan mengalami keretakan karena tidak mampu menahan tekanan uap air dari dalam yang mencari jalan untuk keluar ke udara bebas
  • Pengerjaan acian sudah dilakukan pada waktu yang tepat dimana plesteran sudah mengering sempurna namun tidak dilakukan pembasahan pada plesteran yang bertujuan mengikat acian dengan plesteran agar merekat sempurna. Akibatnya acian tidak merekat sempurna pada plesteran dan dapat menjadi penyebab retak rambut pada dinding rumah Anda.
  • Bisa juga retak rambut terjadi diakibatkan oleh alam seperti gempa bumi ringan atau benturan sedang.

Dari beberapa uraian penyebab retak rambut pada dinding di atas, dapat disimpulkan bahwa umumnya retak rambut disebabkan karena pengerjaan renovasi rumah atau bangun rumah yang terburu-buru, sehingga seluruh proses tahap demi tahap pembangunan rumah Anda tidak dilalui dengan sempurna.

Memang kebanyakan kontraktor rumah atau pemborong rumah selalu dikejar-kejar deadline penyelesaian pekerjaan karena bila pekerjaan molor dapat berimbas pada membengkaknya biaya proyek khususnya biaya upah tukang. Namun semestinya dan tidak seharusnya mengesampingkan tahapan proses yang sebetulnya penting untuk mencegah hal-hal yang dapat menjadi penyebab retak rambut pada dinding rumah Anda.

Sering kali kita menjumpai dinding interior rumah kita mengalami retak-retak yang tidak beraturan. Padahal pada saat proses pembangunan rumah, kita sudah melakukan pengawasan melekat terhadap salah satu hasil kerja para tukang ini. Tetapi hal ini masih saja sering terjadi. Apakah sebenarnya penyebabnya?


1. RETAK RAMBUT 

Seperti yang telah banyak kita jumpai biasanya pola retak tidak beraturan dan celahnya berukuran kecil.

Penyebab : 

  1. Unsur-unsur pembentuk bahan plesteran tidak homogen, seperti pasir yang tidak bersih dan masih mengandung tanah.
  2. Pengacian belum waktunya dilakukan pada plesteran. Pengacian baru bisa dilakukan minimal 2 minggu setelah proses plesteran.

Solusi : 

  1. Celah retak rambut diperbesar dengan menggunakan kape.
  2. Lalu tutup retak rambut yang telah diperbesar tadi dengan plamur tembok.
  3. Setelah plamur tembok mengering, ampelas permukaannya. Selanjutnya lakukan pengecatan.

2. RETAK DINDING STRUKTUR 

Pola retak pada dinding membentuk bidang diagonal dan biasanya berukuran besar. Ada juga yang pola retaknya vertikal dengan celah dibagian di bagian bawah berukuran besar.

Penyebab : 

  1. Pada pola retak yang diagonal, dinding mengalami gaya geser yang biasanya diakibatkan oleh gempa atau salah satu titik pondasi mengalami penurunan.
  2. Sedangkan pada pola retak vertikal, biasanya balok sloof tempat bertumpunya dinding mengalami patah.

Solusi : 

  1. Lantai digali untuk melihat tingkat kerusakan pada balok sloof.
  2. Membuat balok perkuatan pada sloof yang mengalami patahan.
  3. Setelah perbaikan pada sloof, menambal retakan yang ada dengan menambah bonding agent.
  4. Plamur dan selanjutnya cat ulang dinding yang sudah ditambal.

 3. MENCEGAH RETAK PADA DINDING 

  1. Untuk mencegah dinding retak, gunakan bahan penyusun plesteran yang berkualitas baik, yaitu semen berkualitas baik dan pasir tidak bercampur tanah atau dapat juga menggunakan pasir putih.
  2. Sebagai alternatif, untuk plesteran yang berkualitas baik dapat menggunakan jenis plester instant yang memiliki campuran lebih homogen/merata dan daya rekat yang tinggi. Walaupun harganya relatif lebih mahal, tetapi sesuai dengan mutu yang diperoleh.
  3. Memberi waktu yang cukup antara proses plesteran dan pengacian (kira-kira 2 minggu/ 20 hari) dapat mencegah keretakan pada dinding. Hati-hati apabila mengerjakan pada musim hujan, karena diperlukan waktu pengeringan yang lebih lama.
  4. Proses pengadukan antara semen, pasir dan air harus homogen/ merata untuk mencegah keretakan. Untuk area basah, campuran semen : pasir adalah 1:2 atau 1:3. Untuk area bukan basah/ kondisi normal, gunakan campuran 1:6 atau 1:8.
  5. Perubahan suhu yang terus-menerus juga dapat mengakibatkan keretakan. Karena itu dinding eksterior perlu dilindungi oleh teritisan/ overstek dari sorotan matahari atau tampias air hujan.
  6. Keretakan juga sering terjadi pada sekeliling kusen pintu atau jendela kayu, karena terjadinya pemuaian dan penyusutan kayu. Karena itu gunakanlah kayu yang benar-benar kering (kayu oven), untuk memperkecil resiko muai-susut.
  7. Untuk lubang pintu atau jendela yang besar, gunakan susunan bata sistem rolaag yang berfungsi menopang beban susunan bata di atasnya. Sehingga kayu kusen jendela atau pintu tidak melengkung ketika menerima beban susunan bata di atasnya.

4. PERBAIKAN BANGUNAN PASCA GEMPA BUMI

Setelah gempa terjadi biasanya kita merasa kebingungan, apakah rumah kita masih layak dihuni atau tidak. Pada dasarnya sangat mudah, jika yang rusak hanya non strukturnya saja seperti tembok, eternit, bukan pada strukturnya seperti kolom atau balok, maka masih layak dipertahankan namun perlu perbaikan. Teknis Perbaikannya sesuai dengan kerusakannya, sebagai berikut :

1.Retak Rambut pada Dinding.

Disebut demikian karena sangat tipis dan lembut, retak ini lebarnya tidak lebih dari 1 mm, dan tidak tembus kesisi dinding lainnya, Penyebabnya : kurang sempurnanya pengerjaan, pengerjaan acian, plesteran tidak disiram dahulu, atau plesteran belum benar-benar kering, campuran untuk plester kurang sempurna, dapat juga akibat dari pemakaian cat yang tidak mempunyai elastisitas baik.

Solusinya :

Kupas seluruh cat, dengan menggunakan sekrap, kemudian diamplas sampai plamir benar benar hilang sampai terlihat acian dinding. Bersihkan dinding dengan lapisan yang basah untuk menghilangkan debu. Kwaskan wall sealer, dengan menggunakan kwas atau rol, untuk 1 liter wall sealer dapat menutup permukaan dinding 10-14 m2. Setelah kering (antara 2 – 3 jam), kemudian dinding di wall filler pada seluruh bagian dinding yg retak dengan menggunakan kape atau scrap, setelah benar- benar kering (waktu pengeringan 2 jam – 6 jam). Kemudian dinding didempul dan di amplasSetelah dinding diamplas, kwaskan lagi dengan wall sealer.Tahapan berikutnya adalah pengecatan.

5. Retak struktur

Retak yang lebarnya lebih dari 2 mm, dan tembus kesisi sebelahnya, retak struktur akibat dari pergerakan fondasi, yaitu penurunan fondasi dikarenakan daya dukung tanah tidak mampu mendukung beban yang diterima oleh fondasi, dapat juga disebabkan oleh fondasi atau sloof yang tidak mampu mendukung beban diatasnya karena kwalitas bahan untuk pembuatan fondasi ataupun sloof kurang baik atau cara pengerjaan yang kurang sempurna.

Solusinya :

Sebelum melakukan tindakan perbaikan harus diketahui dahulu kerusakan tersebut disebabkan oleh apa. Yaitu dengan cara menggali disisi dinding yang retak, apabilah disebabkan oleh tidak mampunya tanah mendukung beban yang diterima oleh fondasi ditandai dengan adanya patahan pada fondasi maupun sloof secara vertikal, untuk mencegah agar fondasi tidak turun kembali, dari sisi samping ditrucuk/dipancang dengan bambu diameter 10 cm panjang 100 cm dengan cara dipalu dg bodem.langka selanjutnya perbaikan fondasi yaitu dibongkar pada bagian yang retak, sebaiknya setelah dibongkar saat akan memasang kembali batu fondasi gunakan lem beton (Stirobond atau Calbond), untuk perbaikan sloof, betel sekitar 50 cm pada lokasi yang retak, kemudian tambahkan tulangan diameter 10 cm, saat melakukan pengecoran ulang , sebelum dicor sebaiknya gunakan lem beton. Perbaikan dinding dg cara plesteran dibetel selebar 5 cm pada lokasi yang retak, sebelum diplester kembali, lem dengan menggunakan lem beton.

6. Balok Beton Retak

Retak struktur pada balok memiliki pola vertikal atau diagonal, selain itu terdapat juga pola retak-retak rambut. Keretakan balok beton dapat dikategorikan menjadi retak struktur yang terdiri dari retak lentur yang memiliki pola vertikal/tegak biasanya disebabkan oleh beban yang melebihi kemampuan balok dan retak geser yang memiliki pola diagonal/miring biasa terjadi setelah adanya retak lentur yang memiliki pola vertikal. Retak geser juga dapat terjadi jika balok terkena gaya gempa. Selain itu keretakan balok dapat disebabkan proses pengerjaan yang kurang sempurna.

Solusinya :

Untuk balok beton yang di bawahnya terdapat dinding, dapat dibuat kolom/tiang kecil tambahan disekitar retakan. Fungsi kolom ini adalah untuk menopang balok dan membantu menyalurkan beban ke bawah/pondasi. Untuk balok beton yang di bawahnya tidak memungkinkan diberi kolom tambahan, pertama-tama diberi injeksi epoxy pada retakan, kemudian dilakukan pembesaran dimensi balok dengan perkuatan eksternal. Untuk retakan kecil, cukup dilakukan penambalan dengan plesteran. Tujuannya agar tulangan besi tidak berhubungan langsung dengan udara luar yang dapat menyebabkan karat.

7. Kolom Retak

Keretakan pada kolom bisa dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu : kerusakan yang sifatnya tidak membahayakan, sedang dan membahayakan bila tidak segera ditangani.

  1. Retak Geser : Retak dengan pola diagonal/miring pada kolom biasanya disebut retak geser, yang disebakan oleh gaya pada arah horisontal/datar. Retak geser seperti ini cukup membahayakan bila tidak segera di tangani, karena bisa menyebakan kolom roboh dan tidak mampu menopang bangunan.
  2. Retak Lentur : Retak dengan pola horisontal/datar biasanya disebut retak lentur, disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada kolom. Seperti halnya retak geser, retak lentur perlu ditangani dengan cermat.
  3. Selimut Beton Terkelupas : Selimut beton pada kolom terkelupas, dapat disebakan oleh rendahnya kualitas/mutu beton yang digunakan, sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang dan selimut beton mudah pecah. Kontrol terhadap tahapan pembangunan sangat diperlukan untuk mencegah penurunan kualitas beton.
  4. Tulangan bengkok : Kerusakan pada kolom dimana tulangan besi utama terlihat bengkok. Secara kasat mata terlihat kolom sedikit bengkok. Hal ini diakibatkan kurangnya jumlah dan atau kurangnya ukuran besi pengikat (sengkang).

Solusinya :

Untuk retak diagonal dan retak horisontal perlu dilakukan pemeriksaan kekuatan kolom, apabila kolom masih cukup kuat cukup dilakukan grouting dengan cairan epoxy pada daerah tekan. Jika setelah di analisa kolom kurang kuat, maka diperlukan pelebaran ukuran kolom. Pelebaran ini dilakukan untuk memperkuat kolom sehingga mampu menahan beban di atasnya. Untuk retak-retak kecil, cukup dilakukan penambahan dengan plesteran agar tulangan besi tidak berhubungan dengan udara luar yang dapat menyebabkan karat.

8. Keramik Pecah, Akibat Lantai Beton Retak

Pecahnya keramik lantai bisa disebabkan oleh beton di bawahnya. Lantai beton yang terkena beban yang melebihi kapasitasnya akan retak/pecah. Akibatnya lantai keramik yang menempel di atasnya turut retak/pecah. Adanya gempa menyebabkan lantai beton terkena gaya geser sehingga mengalami pergerakan. Gerakan ini juga dapat menyebabkan lantai keramik di atasnya retak/pecah. Penggunaan kualitas beton yang tidak memenuhi syarat. Misalnya komposisi campuran semen, pasir dan air yang tidak sesuai atau menggunakan air yang kotor dapat menyebabkan lantai beton retak. Kesalahan teknis dalam pengerjaan lantai beton, misalnya kekeliruan pada susunan.anyaman besi beton, posisi sambungan coran beton, perancah/bekisting dilepas sebelum beton cukup keras.

Solusinya :  

Lepaskan lantai keramik yang pecah dan kikis retakan pada lantai beton. Beri cairan kimia khusus untuk menutup retakan. Tutup kembali permukaan lantai beton yang sudah diperbaiki dengan keramik.

6.  Dinding Pagar Miring

Sering kita jumpai dinding pagar tembok yang miring atau hampir roboh. Tentu saja akan membahayakan bila dinding roboh dan menimpa lingkungan di sekitarnya atau orang yang melintas. Apa saja penyebab dinding pagar tembok roboh? Pertama letak pondasi kurang dalam sehingga tidak mampu menahan beban dinding pagar di atasnya, akibatnya dinding miring. Kedua, dinding pagar tembok terkena beban angin/dorongan yang besar. Adanya perubahan karateristik tanah di sekitar pondasi pagar yang mengakibatkan daya dukung tanah berkurang, sehingga memperlemah pondasi.

Solusinya :

Gali tanah di sekitar pondasi, luruskan pagar yang miring dengan penambahan perkuatan sementara, berupa penopang kayu/besi pada dinding pagar. Buat pondasi dan sloof di belakang pagar sebagai tempat dudukan kolom/tiang penopang. Buat kolom/tiang berbentuk segitiga untuk menahan kemiringan pagar. Ukuran tiang disesuaikan dengan beban dinding yang ditopang.

7.  Pondasi Batu Kali Turun

Penyebab :  

Lapisan tanah di bawah pondasi kurang padat/kurang keras sehingga tidak mampu menopang beban di atasnya. Ukuran pondasi kurang besar, tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya. Posisi/letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah. Tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam seperti adanya liquifaction.

Solusinya : 

Buat pondasi baru yang berada dekat dengan pondasi yang turun. Tujuannya untuk membagi beban yang berlebih. Padatkan permukaan tanah di bawah pondasi yang baru dengan cara manual atau dengan bantuan mesin stamper sehingga daya dukung tanah meningkat. Perbaiki ketinggian balok dan dinding yang rusak akibat penurunan pondasi. Buat tiang di atas pondasi baru untuk menghentikan

By

Related Post