Pada struktur rangka atap baja, dikenal beberapa jenis pola keruntuhan yang sering terjadi pada sistem rangka atap antara lain :
- Akibat tekuk ( Buckling )
Beban tekuk didefinisikan sebagai bahan batas yang menyebabkan kolom tertekuk. Jika kolom dibebani dengan beban aksial, maka kolom terdefleksi lateral dan mengalami tekuk apabila beban ditingkatkan terus. Jika beban bekerja kurang dari beban tekuk dan beban diambil dari kolom akan kembali ke posisi semula. Fenomena tekuk terdiri dari empat tipe, yaitu :
a. Tekuk Lokal ( Local Buckling )
Tekuk lokal merupakan tekuk yang terjadi pada elemen pelat penampang ( sayap atau badan ) karena pelat yang terlalu tipis. Bila tegangan pada elemen – elemen penampang mencapai tegangan kritis pelat, maka akan terjadi tekuk lokal. Tekuk lokal. Tekuk lokal pada elemen pelat dapat menyebabkan terjadinya kegagalan prematur pada keseluruhan penampang, atau setidaknya akan menyebabkan tegangan tidak merata dan mengurangi kekuatan keseluruhan.
b. Tekuk lentur ( Flexural Buckling )
Tekuk lentur merupakan tekuk yang terjadi jika batang desak tertekuk terhadap sumbu utamanya atau sumbu yang memiliki radius girasi terkecil. tekuk ini dapat terjadi pada batang yang menggunakan profil yang memiliki penampang simetris ganda atau antisimetris ganda ( seperti profil I atau Z ), profil yang memiliki penampang simetris tunggal ( seperti kanal, L sama kali, L double ). tekuk lentur menyebabkan elemen batang mengalami lentur terhadap sumbui lemah batang.
c. Tekuk torsional ( Torsional Buckling )
Tekuk torsional merupakan tekuk yang terjadi dengan terpelintirnya batang terhadap sumbu longitudinalnya ( sumbu yang sejajar dengan beban ). Tekuk torsional umumnya terjadi pada profil simetris ganda yang memiliki tampang yang sangat langsing.
d. Tekuk lentur torsional ( Flexural Torsional Buckling )
Tekuk lentur torsional merupakan tekuk yang terjadi pada batang desak jika secara bersamaan melentur dan memutar. tekuk torsional lentur umumnya terjadi pada profil simetris tunggal ( seperti profil kanal, L dengan panjang kaki yang sama, L ganda, dan T ) dan profil tidak simetris ( profil L dengan panjang kaki berbeda ). Lentur torsi tekuk adalah membungkuk simultan dan memutar dari anggotas. Hal ini terutama terjadi pada saluran, terstruktural, ganda sudut bentuk, dan sudut tunggal yang sama.
2. Akibat Curling
Curling terjadi sebagai akibat mekanisme gaya – tekan internal pelat, yang tidak lain adalah buckling ( tekuk ), dan hanya terjadi pada pelat yang relatif tipis ( langsing ). Adanya curling pada sambungan lap – joint yang secara natural mempunyai eksentrisitas, ditambah slip, menyebabkan sambungan lap – joint dengan baut tunggal beresiko mengalami distorsi dan kinerjanya menjadi tidak optimum. Untuk menghindarinya, perlu digunakan baut majemuk ( minimal dua ) dengan konfigurasi sejajar arah gaya.
Pada dasarnya pola keruntuhan secara umum dapat dipisahkan dalam 2 kategori, yaitu : kerusakan pelat dan kerusakan baut. kerusakan baut tunggal dan pada konstruksi rangka atap baja ringan jarang bahkan tidak pernah ditemukan menggunakan baut tunggal pada titik sambungan. Kerusakan pelat yang terjadi dikarenakan baja ringan yang ramping dan rentan terhadap stabilitas